Senin, 29 Oktober 2012

PENGARUH PENGGUNAAN ONGGOK DAN ISI RUMEN SAPI DALAM PAKAN KOMPLIT TERHADAP PENAMPILAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan,
Universitas Islam Malang
RINGKASAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh penggunaan onggok
& isi rumen sapi (OIRS) dalam pakan komplit terhadap penampilan kambing
peranakan etawah (PE). Penelitian dilaksanakan di kandang perobaan Fakultas
Peternakan, UNISMA, Malang. Digunakan rancangan acak kelompok dengan
memakai 12 ekor kambing PE jantan berbobot badan 23,5 – 30,8 kg terbagi
menjadi 3 kelompok, dikandangkan individu selama 65 hari, dan diberi pakan
komplit. Pakan perlakuan didasarkan pada kebutuhan akan nutrisi bagi ruminansia
dengan protein kasar maksimal 14% dan serat kasar minimal 12%. Formulasi
penggunaan campuran OIRS dalam pakan sebagai berikut : R0 = 0% , R1 = 10% ,
R2 = 20%, dan R3 = 30%. Penampilan yang diamati meliputi parameter konsumsi
pakan, kecernaan pakan dan P, B, B; data yang diperoleh dianalisis menggunakan
sidik ragam dan uji BNJ. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penggunaan
OIRS dalam pakan komplit berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi,
kecernaan pakan, dan P, B, B. Adapun rataan konsumsi pakan (BK) = 1012,51 ±
8,04 g/ekor/hari, KcBK sebesar (63,94 ± 0,77)%, KcBO = 65,69 ± 1,13 %, KBOT
= 613,041 ± 84,955 g/ekor/hari, PBB= 75,88 ± 4,06 g/ekor/hari. Disimpulkan
bahwa penggunaan OIRS dalam pakan kambing PE sebesar 30% merupakan level
optimum dan efisien dengan pertambahan bobot badan sebesar 71,92 g/ekor/hari.
Kata Kunci : OIRS , pakan komplit, performans kambing
THE EFFECT USE OF ONGGOK & COW RUMEN BOWEL
IN COMPLETE FEED ON THE PERFORMANCE OF ETAWAH
CROSSBREED GOAT
SUMMARY
The aim of this experiment was to analyze the effect of use onggok and
cow rumen bowel (OCRB) in complete feed on the performance of Etawah
Crossbreed Goats (ECG), and was conducted at the Faculty of Animal Husbandry,
Islamic University of Malang. The experiment used randomized block design,
using 12 Etawah Crossbreed Goats which had body weight 23,5 – 30,8 kg in 3
blocks. The goats were put in individual cages for 65 days and given complete
feed. The treatment feed was arranged based on nutrient requirements for
ruminants-crude protein max. 14% and crude fiber min.12%. Formulations of
OCRB in feed given were: R0= 0%, R10= 10%, R20= 20% and R30= 30%. The goat
performance which were observed included feed intake, digestible nutrient and
body weight gain, and the data obtained was analyzed by covariance and BNJ test.
The result of statistical analysis showed that the use of OCRB in complete feed
2
was significant (P<0.05) for IDM, DDM, DOM, IDOM and BWG. In daily intake
rate: IDM= 1012.51 ± 8.04 g/head, DDM = 63.94 ± 0.77 %, DOM = 65.69 ± 1.13
%, IDOM= 613.041 ± 84.955 g/head, and BWG=75.88 ± 4.06 g/head. It was
concluded that OIRS in complete feed can be used 30% for goats which it was
optimal and efficient with body weight gain of 71.82 g/ head/day.
Key Words: OIRS , complete feed, performance of goat.
PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk menekan biaya pakan dapat dilakukan dengan
mencari bahan pakan alternatif yang relatif murah dan tidak bersaing dengan
kebutuhan manusia. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan pemanfaatan limbah
organik hasil pertanian dan limbah industri olahannya antara lain kulit kacang,
bungkil biji-bijian, pollard, ampas tahu, dan campuran onggok & isi rumen sapi
sebagai sumber serat pengganti hijauan pakan.
Pakan hijauan dan bahan berserat sebagai pakan basal bagi ruminansia
akan difermentasi oleh mikroba rumen sehingga menghasilkan asam lemak
terbang sebagai sumber energi dan pasokan rantai karbon serta sebagian
mengandung substansi tanin kondensasi untuk proteksi protein terhadap
fermentasi rumen. Karena adanya keterbatasan memproduksi pakan hijauan
terutama terjadi pada musim kemarau dan karena menyempitnya lahan akibat
meluasnya penggunaan lahan terutama untuk pemukiman dan pembangunan yang
lain, perlu dicari bahan pakan alternatif utamanya berupa limbah pertanian atau
hasil sampingan dari pengolahan bahan hasil tanaman pangan untuk mengurangi
pakan hijauan dalam upaya penyediaan ransum ternak potong seperti kambing
melalui pemanfaatan limbah organik onggok dan isi rumen sapi (OIRS) dalam
pakan komplit
3
Onggok sebagai hasil sampingan pembuatan tepung tapioka selain
harganya murah, tersedia cukup, mudah didapat, dan tidak bersaing dengan
kebutuhan manusia. Menurut Rasyid dkk. (1996), onggok merupakan bahan
sumber energi yang mempunyai kadar protein kasar rendah, tetapi kaya akan
karbohidrat yang mudah dicerna (BETN) bagi ternak serta penggunaannya dalam
ransum mampu menurunkan biaya ransum. Lebih jauh isi rumen sapi (IRS)
merupakan limbah organik dari rumah potong hewan dan sampai saat sekarang
bahan ini masih menimbulkan masalah rumit dan mengganggu kebersihan
lingkungan.
Kandungan nutrien tercerna dalam IRS cukup tinggi karena belum terserap
oleh usus halus sehingga nutriennya tidak berbeda dengan bahan bakunya, bahkan
mengandung asam amino essensial dari protein mikroba sehingga IRS
memungkinkan dapat dimanfaatkan untuk pakan ruminansia sebagai pengganti
hijauan (Kosnoto, 1999). Salah satu metode biologi yang dikembangkan untuk
meningkatkan kecernaan bahan kering pakan adalah dengan memanipulasi
ekosistem rumen dengan cara penambahan bahan carbonaseus consentrate seperti
onggok yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi fermentasi di dalam rumen
sehingga degradasi serat kasar dan sintesis protein mikrobial maksimal serta
meminimalkan produk metan, degradasi protein, biohidrogenasi asam lemak tidak
jenuh, dan fermentasi pati dalam rumen.
Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, perlu dikaji potensi limbah
organik OIRS serta level OIRS dalam ransum yang memberikan respon terbaik
terhadap penampilan kambing, yang menyangkut konsumsi, kecernaan pakan, dan
pertumbuhan kambing peranakan etawah (PE). Maka, dilakukanlah penelitian
4
tentang pengaruh penggunaan onggok & isi rumen sapi (OIRS) dalam pakan
komplit terhadap penampilan kambing peranakan etawah ini.
MATERI DAN METODE
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kambing PE jantan
sebanyak 12 ekor berbobot badan berkisar 23,5–30.8 kg, pakan yang tersusun dari
campuran OIRS, bekatul, jagung kuning, bungkil kelapa, bungkil biji kapok,
pollard, kulit kacang, kulit biji kelapa, tongkol jagung, molases, urea, dan mineral.
Penelitian ini dilaksanakan di kandang percobaan Fakultas Peternakan dan
dilanjutkan dengan analisis kimia untuk bahan pakan, sisa pakan dan feses di
Laboratorium Pusat Universitas Islam Malang selama 65 hari. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok terdiri atas empat perlakuan dan tiga
ulangan dengan bobot badan awal sebagai peragam. Perlakuan yang diberikan
adalah tingkat penggunaan campuran onggok dan IRS (1: 2) dalam pakan komplit,
yang disusun sebagai berikut: R0 = Ransum tanpa menggunakan OIRS, R1 =
Ransum dengan menggunakan OIRS sebesar 10%, R2 = Ransum dengan
menggunakan OIRS sebesar 20%, dan R3 = Ransum dengan menggunakan OIRS
sebesar 30%.
Tabel 1. Komposisi Nutrisi asfed dalam Pakan Perlakuan
No Nutrisi pakan ( %) R0 (0%) R1(10%) R2(20%) R3(30%)
1 Bahan Kering (BK) 88.73 87.56 87.25 87.03
2 Bahan Organik (BO) 82.33 80.76 80.15 79.73
3 Protein kasar (PK) 11.56 11.14 10.73 10.31
4 Serat kasar (SK) 12.68 13.08 15.09 16.30
5 Lemak kasar (LK) 03.67 03.61 03.55 03.49
Pemberian pakan harian dan air minum dilakukan pada pukul 07.00 dan
13.00 WIB secara ad libitum. Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap:
adaptasi dalam kandang dan terhadap pakan selama 15 hari, pendahuluan untuk
5
menghilangkan pengaruh pakan sebelumnya selama 5 hari, serta koleksi data
selama 45 hari. Peubah yang yang diukur meliputi konsumsi bahan kering (KBK),
kecernaan pakan (KcBK dan KcBO), konsumsi bahan organik tercerna (KBOT),
dan pertambahan bobot badan (PBB). Data kemudian dianalisis statistik dengan
menggunakan sidik peragam dan dilanjutkan dengan Uji BNJ untuk mengetahui
perbedaan pengaruh antarperlakuan (Yitnosumarto, l993).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis penggunaan OIRS dalam pakan komplit bagi kambing PE
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap KBK, kecernaan pakan (KcBK dan KcBO),
KBOT, dan PBB (Tabel 1).
Tabel 2. Rataan konsumsi BK pakan, KCBK dan KCBO,
KBOT, dan PBB.
Kec.Nutrien
Perlakuan 1) Konsumsi BK
pakan
(g/ekor/45
hari)
KCBK (%) KCBO(%)
KBOT
(g/ekor/45 hari)
PBB
(g/ekor/45 hari)
R0 1020.553*2)
1030.083 a 3)
64.716*
64.723 a
66.827*
66.581 a
633.202*
636.055 a
79.77*
80.536 a
R1 1015.593*
1014.056 a b
64.023*
64.021 a b
66.266*
66.306 a
620.755*
620.295 ab
77.54*
77.423 a b
R2 1017.883*
1010.813 a b
63.628*
63.623 b
65.111*
65.294 a b
608.989*
606.872 ab
74.39*
73.819 a b
R3 996.016 *
995.094 b
63.423*
63.423 b
64.590*
64.614 b
589.217*
588.941 b
71.82*
71.746 b
Keterangan : * Data sebenarnya sebelum dikonversi peragam bobot badan awal.
1. Ransum tanpa menggunakan OIRS sebagai control (R0), Ransum yang
menggunakan 10% OIRS (R1), Ransum yang menggunakan 20% OIRS
(R2), dan Ransum yang menggunakan 30% OIRS (R3)
2. Nilai dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama, berbeda nyata
(P<0,05)
Konsumsi bahan kering dan KBO yaitu diperoleh dengan pengurangan
pakan yang diberikan dan sisa pakan dikalikan %BK atau %BO pakan. Pakan
percobaan merupakan pakan komplit meliputi bahan pakan kering udara homogen
sehingga padat gizi, praktis, dapat dibuat dalam stok banyak dan dapat disimpan
lama. Selain itu, ransum bentuk kering mengakibatkan kambing mengkonsumsi
air minum.
6
Konsumsi pakan baik KBK dan KBO pakan berbeda. Hal ini memberikan
informasi bahwa palatabilitas pakan percobaan berbeda; semakin tinggi
penggunaan OIRS maka palatabilitas pakan bagi kambing mengalami penurunan
meskipun bahan pakan sudah difermentasi. Adanya respon konsumsi pakan yang
berbeda disebabkan karena kandungan dan kualitas gizi pakan menurun terutama
serat kasar meningkat dan nutrisi tercerna dan aroma menurun sehingga
palatabilitas rendah yang mengakibatkan konsumsi pakan menurun baik KBK dan
KBO dan KBOT. Selain itu, keragaman konsumsi pakan disebabkan oleh status
ternak dan bobot badan bervariasi dengan ternak yang lebih besar mengkonsumsi
pakan lebih banyak; hal ini berhubungan dengan kapasitas tampung lambung
berbeda.
Menurut Arora (1983), konsumsi pakan dipengaruhi oleh laju pencernaan
pakan dan tergantung pada bobot badan ternak dan kualitas pakan. Salah satu
sifat limbah organik yang berkualitas rendah adalah tingginya kandungan
lignosellulose yang sulit dicerna ruminansia. Tingginya serat kasar dalam pakan
merupakan faktor pembatas lamanya waktu pencernaan sehingga akan
mempengaruhi laju pencernaan dan akhirnya menurunkan konsumsi pakan.
peningkatan konsumsi pakan bagi ternak selaras dengan meningkatnya kualitas
dan kecernaan pakan yang diberikan, sedang kecernaan pakan tergantung dari
kandungan serat yang tidak mampu dimanfaatkan ternak (Soebarinoto, 1991).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KBK harian pakan untuk semua
perlakuan sudah di atas 3% BB yaitu berkisar antara 885,95-1110,47 g/ekor/hari
(3,65–3,89 %BB). Tingginya nilai KBK pakan ini dapat disebabkan oleh rate
outflow nutrisi pakan dari rumen tinggi akibat bentuk pakan halus dan kecernaan
pakan cukup tinggi. Peningkatan laju pengosongan isi rumen akan merangsang
7
kambing untuk mengkonsumsi pakan lebih banyak. Suhu kandang rendah ratarata
26,5oC merangsang ternak mengkonsumsi pakan banyak, karena sebagian
energi pakan yang terfermentasi digunakan untuk pemanasan tubuh dalam
penyetaraan dengan suhu lingkungan.
Rataan konsumsi pakan pada R0 sampai R3 menurun secara statistik antara
R0, R1 dan R2 responsnya sama tetapi berbeda dengan R3 yang menggunakan
OIRS sebanyak 30%. Hal ini menunjukkan bahwa pakan yang menggunakan 10 -
20% OIRS mempunyai kualitas yang sama dengan pakan control. Selain itu, R3
tidak berbeda dengan R1 dan R2 tetapi berbeda dengan pakan tanpa penggunaan
OIRS. Nilai konsumsi pakan tinggi pada percobaan ini selain disebabkan oleh
bentuk pakan lebih halus juga karena bentuk kering udara menyebabkan kambing
sering mengkonsumsi air sehingga membantu proses hidrolisis, laju kecernaan
pakan serta pengosongan isi lambung cepat mengakibatkan konsumsi pakan
meningkat.
Selanjutnya Honing dan Alderman (1988) menyatakan bahwa konsumsi
1kg BOT akan menghasilkan energi sebesar 15,6 MJ ME atau setara dengan 3,728
Mcal = 3728 ME kkal (1 kalori = 4,184 Joule). Rataan KBOT pada perlakuan R0 ,
R1 , R2 dan R3 berturut-turut adalah 633,202 ; 620,755 ; 608,989; dan 589,217
g/ekor/hari atau 54,172; 52,358; 50,944; dan 49,744 g/kgBM/hari. Hal ini berarti
bahwa konsumsi BOT setara konsumsi energi ME sebesar 2360,577; 2314,175;
2270,310; dan 2196,601 kkal/ekor/hari atau konsumsi TDN berturut-turut sebesar
652,814 ; 639,982 ; 627,851; dan 607,467 g/ekor/hari.
Tingginya konsumsi energi, ketersediaan NPN dan rantai karbon hasil
fermentasi bahan organik cukup pada pakan kontrol. Maka, proses sintesis protein
mikroba jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pakan lain. Protein mikroba
8
merupakan sumber protein bagi tubuh ternak untuk meningkatkan pertumbuhan
bersama bahan metabolit lain.
Penggunaan OIRS dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap PBB
kambing, hal ini dapat disebabkan adanya perbedaan kandungan dan kecernaan
bahan organik terutama nitrogen dalam pakan akibatnya nutrisi yang terkonsumsi
berbeda sehingga kecepatan pertumbuhan yang diindikasikan melalui PBB.
Semakin tinggi penggunaan OIRS dalam pakan maka PBB kambing tidak besar
dan diperoleh rataan berkisar antara 71,82 – 79,77 g/ekor/hari, nilai ini lebih besar
jika dibandingkan dengan standar NRC PBB sebesar 0,5 kg/ekor/ hari, sedang
menurut Devendra dan Burns (1994) rataan PBB kambing jantan sebesar 54 gram
dan pada kondisi optimum maka PBB kambing unggul mencapai 84 g/ ekor/hari,
hal ini menunjukkan bahwa pakan yang diberikan telah memenuhi kebutuhan
untuk hidup pokok dan kelebihan nutrisi berikutnya digunakan produksi dan PBB.
Pertambahan bobot badan tertinggi pada R0 tetapi tidak berbeda dengan R1
dan R2 dan sebagai pola peningkatan PBB dalam penelitian ini yaitu dari R0
diikuti R1, R2 dan R3. Fenomena ini seiring dengan variabel KBOT pakan, hal ini
menunjukkan bahwa semakin banyak konsumsi BOT maka semakin banyak pula
nutrisi dapat diserap dan dimanfaatkan sintesis jaringan tubuh sehingga
menghasilkan PBB makin besar. Pertumbuhan ternak meningkat sejalan dengan
meningkatnya konsumsi nutrien tercerna akibat kecernaan nutrisi pakan yang
hampir sampai dengan level 20%. Prawirokusumo (1994) menyatakan pasokan
nutrisi pakan untuk bahan metabolit bagi ternak ruminansia berasal dari hasil
fermentasi nutrisi oleh mikroba rumen, komponen tercerna dari biomassa mikroba
rumen serta nutrisi pakan by pass dari degradasi oleh mikroba rumen kemudian
tercerna dan diserap di usus halus.
9
Tingginya PBB hasil penelitian ini diduga disebabkan oleh sintesis protein
mikroba dalam rumen berlangsung sangat efektif karena sumber karbohidrat
terlarut dari onggok sudah mencukupi dan sumber nitrogen berasal dari NPN yang
digunakan sebesar 1%. Selain itu, diduga masih ditambah asam amino pakan yang
dapat diserap di dalam usus halus untuk pertumbuhan sel. Hubungan kadar protein
dan energi dalam pakan yang optimal dapat memperbaiki konsumsi dan kecernaan
pakan yang diserap untuk pertumbuhan dan produksi ternak (Oldham dan Smith,
1982). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Martawidjaya dkk. (1990) bahwa
suplementasi tepung gaplek dalam pakan rumput gajah dan bungkil biji kapuk
dapat meningkatkan pertumbuhan domba hampir dua kali lipat, karena adanya
peningkatan energi dalam pakan yang berasal dari tepung gaplek yang sangat
diperlukan untuk pertumbuhan ternak.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
campuran OIRS dalam pakan komplit sebanyak 30% dapat mengoptimalkan
penampilan baik konsumsi dan kecernaan pakan dengan pertambahan bobot badan
kambing PE jantan sebesar 71.92 g/ekor/hari.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Peternakan
UNISMA dan Ketua LPPM Universitas Islam Malang yang mendukung dan
memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini serta para mahasiswa dengan tekun ikut
serta dalam proyek penelitian sampai selesai.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arora, S.P. l983. Microbial Digestion in Ruminants. India Council Agricultural
Research.New Delhi.
Devendra, C. and Burns, M. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Penerbit
ITB Bandung. (Terjemah oleh D.K.H. Putra)
Ensminger, M.E., J.E. Oldfield, and W.W. Heinemann. 1995. Feed and Nutrition.
The Ensminger Publishing Company. Clovis, California.
Honing, Y.V.D. and G. Alderman. 1988. Ruminants. In : Livestock Production
Science 19 : 217-278. Elsivier Science Publishers B.V. Amterdam.
Kosnoto, M. 1999. Teknologi Limbah Rumen untuk Pakan dan Pupuk Organik.
Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga, Surabaya.
Martawidjaja, M., A. Wilson dan B. Sudaryanto. 1990. Suplementasi Gaplek
dalam Ransum yang Menggunakan Rumput Gajah dan Bungkil Biji
Kapuk
Untuk Pertumbuhan Domba. Jurnal Ilmu dan Peternakan BPT Bogor.
Oldham, J.D. and Smith, T. 1982. Protein–Energy Interrelationships for Growing
and Lactating Cattle. In : Protein Contributions of Feedstuffs.E.L. Miller
and A.J.H.Van Es (Eds.) Butterworth Scientific. London, Wellington,
Durban and Toronto.
Rasyid, G., A. B. Sudarmadji, dan Sriyana. 1995. Pembuatan dan Pemanfaatan
Onggok sebagai Pakan Ternak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Karangploso. Malang.
Soebarinoto, S. Chuzaemi dan Mashudi. l99l. Ilmu Gizi Ruminansia. Universitas
Brawijaya. Animal Husbandry Project Malang.
Yitnosumarto, S. l990. Percobaan, Perancangan, Analisis dan Interpretasinya,
Universitas Brawijaya, Program MIPA, Malang

Membuat Pakan Konsentrat Sendiri

Selama musim hujan, ketersediaan berbagai jenis tanaman hijauan memang melimpah. Ternak tidak akan kekurangan pakannya. Namun selama kemarau, pakan tradisional ternak seperti rumput dan tanaman hijau lainnya menjadi sulit didapat, akibatnya ternak pun menjadi kurus kering. Sapi atau kambing perah, berhenti menghasilkan susu, domba pedaging pun terhambat perkembangannya.

DI MUSIM kemarau, para peternak ruminansia dituntuk bijak untuk menyediakan pakan ternak secukupnya, apakah itu dengan memberikan pakan konsentrat atau dalam bentuk silase.

Memang tanaman hijauan, seperti rumput dan daun jagung, tidak dapat digantikan sebagai pakan utama ternak ruminansia, namun dengan tersedianya konsentrat paling tidak kita masih bisa mempertahankan kelangsungan hewan memamah biak itu. Apalagi konsentrat bisa dibuat sendiri tanpa harus membeli dari toko pakan ternak. Dengan membuat konsentrat sendiri biaya penggemukan domba akan menjadi lebih murah.

Daripada membeli konsentrat yang harganya mahal, seorang peternal asal Cianjur mencoba meramunya sendiri. Dan hasilnya cukup memuaskan, berkat konsentrat buatannya itu, bobot domba meningkat 9-12 kg dalam waktu tiga bulan. Peternak itu mencoba memberikan resep sederhana dari bahan-bahan yang terdiri dari komposisi; dedak halus 70%, ongok 20%, jagung giling 8,1%, garam dapur 1,4% dan kalsium 0,5%.

Konsentrat itu diberikan sebagai makanan penguat domba di samping makanan pokok berupa rumput. Untuk domba berusia 5 bulan ia memberi 2 ons konsentrat per harinya. Sedangkan yang lebih tua jatahnya ditingkatkan menjadi 0,25 - 0,3 kg/hari. Pemberian konsentrat ini dilakukan sekali setiap hari pada pagi sebelum diberi rumput. Dengan cara ini bobot domba bisa mencapai rata-rata 100 gram/ekor/hari.

Namun resep di atas disadari masih kurang lengkap, untuk mendapatkan pertumbuhan berat badan yang baik, dalam komposisi konsentrat tersebut harus terkandung unsur protein. Untuk itu dikembangkan resep kedua yang komposisinya terdiri dari dedak halus 75%, jagung giling 8%, bungkil kedelai 3%, bungkil kelapa 10%, kalsium 2% dan garam dapur 2%. Resep ini, menurutnya, mampu meningkatkan bobot ternak sebesar duakali penggemukan resep pertama.

Seperti ia diuraikan, semua bahan itu harus dalam kondisi lembut agar mudah bercampur satu sama lain. Bahan itu kemudian dicampur dalam suatu wadah dan diaduk sampai merata. Bahan-bahan yang sudah bercampur merata inilah yang disebut konsentrat dan siap diberikan pada ternak. Konsentrat yang akan diberikan takarannya harus pas sehingga bisa habis dekali makan. Sebelum diberikan konsentrat tsb diberi air sedikit-sedikit sambil diaduk hingga diperoleh adonan yang pekat.

Selain pakan konsentrat, beberapa peternak lain mencoba membuat silase. Pembuatan silase melibatkan proses fermentasi bakteri anaerob. Sementara bahan bakunya adalah daun jagung yang dicampur dengan kulit nenas, ongok, dan kacang-kacangan.

Kendala bahan baku
Membuat konsentrat sekilas seperti mudah dilakukan. Namun menurut pengalaman beberapa peternak, membuat pakan ternak (yang sebagian besar bahan bakunya berasal dari residu pertanian) itu ternyata tidaklah mudah. Banyak kendala yang mereka temui terutama bagi peternak pemula. Di antaranya kontinuitas dan ketersediaan bahan baku. Seperti diketahui bahan utama dari pakan ternak ini, adalah dedak/bekatul, persentasenya bisa lebih dari 50%. Kendala bagi peternak pemula dengan modal dengkul adalah mendapatkan dedak dengan kualitas baik dan harga bersaing. Sebagian besar huler (rice hull; dimana dedak merupakan limbah dari proses dekortikasi beras padi) ternyata telah terikat kontrak dengan bandar atu supplier besar, sehingga untuk mendapatkan dedak halus bersaing dengan pemodal besar.

Selain itu, ketersediaan. Jumlah dedak yang tersedia sangat tergantung pada musim panen padi. Sehingga di luar musim panen, dedak bisa menjadi barang langka, otomatis harganya naik.

Yang lebih krusial, tidak ada one-stop-shopping dalam bahan baku. Jadi mungkin saja dedak harus dibeli dari Subang, sementara ongok (ampas singkong) kering harus didatangkan dari Tasik, molase dari Cirebon dan sebagainya.

CARA MEMILIH CALON BIBIT TERNAK DOMBA DAN KAMBING YANG BAIK Bag. 1

CARA MEMILIH CALON BIBIT TERNAK DOMBA DAN KAMBING YANG BAIK

Tanda – tanda ternak domba dan kambing jantan yang baik untuk dijadikan bibit yaitu :
-     Memiliki tubuh besar (sesuai umurnya), sehat, relatif panjang dan tidak cacat.
-     Memiliki dada dalam yang lebar.
-     Memiliki kaki lurus dan kuat.
-     Memiliki tumit yang tinggi.
-     Memiliki penampilan yang gagah.
-     Memiliki napsu kawinnya yang aktif dan besar.
-     Memiliki buah zakar yang normal (2 buah yang sama besar dan kenyal).
-     Memiliki alat kelamin kenyal dan dapat berereksi.
-     Memiliki bulu yang bersih dan mengkilat.
-     Sebaiknya berasal dari keturunan yang kembar.


Usaha Ternak Penggemukan Kambing Jawa untuk Hari Raya Kurban Iedul Ad’ha

Masyarakat di negara kita ini kebanyakan adalah masyarakat petani dan peternak, namun kebanyakan dari mereka tidak memiliki pengetahuan tentang bisnis peternakan dan pertanian. Ini adalah peluang bagi kita yang tertarik di bisnis peternakan, karena kita memiliki banyak tenaga ahli di desa-desa yang dapat kita manfaatkan dengan mengajak mereka bekerja sama dengan kita sebagai pemodal dan mereka sebagai pekerja dan penyedia lahan. dengan demikian kita sebagai pengusaha diuntungkan dengan pengiritan modal lahan. begitu pula para pekerja yang merupakan penduduk desa yang ahli dalam peternakan kambing tapi tidak memiliki modal diuntungkan oleh kita para pengusaha yang menyediakan modal untuk mereka dalam bentuk kerja sama, sehingga pihak pengusaha dan peternak sama-sama diuntungkan.

Langkah-langkah yang dibutuhkan

Mulailah usaha ternak kambing kurban iedulad’ha ini yaitu 5 bulan sebelum iedulad’ha tersebut. Sebulan pertama untuk menyiapkan kandang-kandang dan pembelian kambing umur 10 bulan untuk digemukan, sehingga pada saat hari raya tiba kambing tadi sudah berumur lebih dari setahun dan siap dijual untuk kurban. karena salah satu syarat kambing untuk kurban adalah berumur lebih dari setahun. sebaiknya anda membaca juga syarat-syarat dari kambing kurban seperti tidak cacat, tidak sakit, dalam keadaan sehat, dan lain-lain.
Usaha ini dapat kita mulai dengan mencari lokasi yang baik untuk memelihara kambing. Daerah yang ideal adalah yang sepi jauh dari keramaian, tapi mempunyai fasilitas jalur transport untuk mobil, tidak jauh dari daerah tempat tanaman pakan buat ternak. Daerah demikian hanya ada di desa-desa.
Setelah menemukan daerah yang cocok untuk peternakan kambing, carilah penduduk desa daerah tadi yang memiliki lahan yang diinginkan untuk diajak kerja sama dengan menjadikan mereka sebagai peternak dengan perjanjian bagi hasil sehingga dapat mengirit modal lahan atau dengan system gaji. Biasanya orang-orang desa lebih suka system gaji, sebab dengan system gaji mereka menerima hasil kerjanya setiap bulan. walaupun system bagi untung hasilnya lebih besar namun karena hasil dibagikan pada saat panen mereka akan merasa itu terlalu lama jadi mereka akan lebih suka menerima gaji. Begitu pula dengan pemilik lahan, mereka akan lebih suka dengan system sewa daripada system bagi hasil. Ini juga disebabkan oleh minimnya jiwa ataupun ilmu bisnis mereka sehingga mereka lebih suka menjadi pekerja daripada menjadi partner kerja.
Setelah sepakat dengan pemilik lahan dengan harga sewa yang diinginkan, mulailah mencari kambing yang akan digemukkan ke peternak-peternak rumahan ataupun ke pasar-pasar hewan. Tapi kambing-kambimg tadi jangan langsung dibeli. Setelah memeriksa dan menemui kambing yang cocok (sehat, bagus, berumur 10 bulan, harga sesuai) dikasi tanda dan uang muka saja dulu sebagai tanda jadi sisanya dibayar saat pengambilan sebulan kemudian saat kandang dan pekerja sudah disiapkan. Ini bertujuan agar tidak tergesa-gesa dalam membeli kambing yang akan digemukkan. dengan tidak tergesa-gesa akan didapatkan kambing yang baik sesuai yang diinginkan dengan harga yang murah juga sebab kita punya banyak waktu untuk menego harga.
Pilihlah jenis kambing jawa randu! Sebenarnya jenis kambing kibas juga bisa, hanya saja akan lebih repot dalam pemeliharaannya. Sebab harus rajin mencukur bulu-bulunya, sementara kambing jawa hanya butuh perawatan kebersihan kandang dan makanan saja sehingga lebih praktis.
Buatlah kandang dengan ukuran 6 x 6 meter untuk kapasitas 20 ekor kambing per kandang, kandang di sekat per kamar per seekor kambing dengan ukuran 150cm x 60cm, dengan tujuan agar tidak terjadi perkelahian yang dapat mencedrai. Maka dibutuhkan 5 unit kandang untuk 100 ekor kambing. Penargetan 100 ekor kambing bertujuan agar mendapatkan keuntungan yang layak, karena semakin banyak jumlah kambing yang digemukkan makin banyak pula keuntungan yang dihasilkan. Tapi tergantung dari besarnya modal yang dimiliki. (Di sini akan dibahas penggemukan 100 ekor kambing sebagai barometer akan dihitung per kandang yaitu untuk 20 ekor kambing). Kandang tadi menghadap ke timur atau ke barat agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup supaya tidak lembab.
Buatlah rumah semi permanen untuk dijadikan basecamp dan gudang tempat menyimpan peralatan, sumur bor untuk kebutuhan air dan buatlah pagar pembatas wilayah peternakan agar keamanan terjamin.
Carilah dua orang pekerja yang akan bertugas sebagai peternak dan pencari pakan yang rajin dan memiliki pengalaman beternak dan siapkanlah peralatan mereka seperti cangkul, sekop, arit, sepatu but, dll.
Buatlah perjanjian jika mereka bekerja tidak rajin atau melakukan kesalahan mereka akan diberi peringatan 1, 2, dan ketiga kalinya dipecat. Jika mereka melakukan kesalahan yang mengakibatkan kambing mati, mereka harus bertanggung jawab dengan ganti rugi dengan pemotongan gaji sesuai harga kambing yang mati.
Setelah semua langkah tadi selesai dilaksanakan dan para peternak mulai bekerja, mulailah menyebarkan pamflet ke masjid-masjid atau membuat iklan di website-website yang menyediakan iklan gratis seperti www.pengusahamuslim.com, dll, untuk mempermudah penjualan nantinya.

Proses kerja usaha ini

Mengontrol setiap hari para pekerja dan hewan ternak agar didapatkan hasil yang maksimal dan menangani langsung jika terjadi masalah. Setiap pekerja bertanggung jawab atas 50 ekor kambing. sebelum pekerja-pekerja tadi berangkat mencari pangan ke hutan mereka harus membersihkan kotoran ternak untuk dimasukkan ke dalam karung-karung. Kemudian memberi makan ternak dengan sisa pakan kemarin. Para pekerja pergi mencari pakan dua kali sehari, yaitu : 1- Pada waktu pagi setelah membersihkan kandang dan kembali membawa pakan ternak (dedaunan dan rerumputan) siangnya pada waktu makan siang, pakan tadi ditaruh dulu tidak langsung diberikan kepada ternak. Setelah itu biarkan mereka pulang istirahat dan makan siang ke rumah masing-masing selama satu jam. setelah mereka (pekerja) balik dari istirahat barulah pakan tadi diberikan ke ternak untuk dimakan, ini bertujuan agar pakan tadi layu terlebih dahulu. Jika pakan diberikan ke ternak dalam keadaan segar akan mengakibatkan perut ternak kembung karena masih banyaknya kadar gas pada pakan tadi.
2- Setelah memberi makan ternak para pekerja berangkat lagi mencari pakan dan kembali membawa pakan pada sore harinya. Pakan ditaruh dulu kemudian mereka (para pekerja) istirahat solat Asar selama setengah jam, setelah itu memberi makan hewan ternak. sisakan secukupnya pakan untuk diberikan keesokan pagi hari setelah membersihkan kotoran ternak sebelum berangkat lagi mencari pakan.
Mengikuti organisasi ternak setempat agar mendapatkan informasi-informasi yang bermanfaat buat usaha ternak ini. Biasanya dengan mengikuti organisasi peternak kita mendapatkan informasi bantuan dari pemerintah berupa pelayanan kesehatan ternak geratis. Mengikuti organisasi peternak juga dapat mempermudah informasi pemasaran.
Menjaga agar kandang tetap bersih dan kering agar tidak ada parasit-parasit yang dapat hidup di udara lembab dan basah. Ini untuk menghindari penyakit kulit yang biasa diderita kambing ternak.
Agar mendapat keuntungan yang layak maka dibutuhkan minimal 100 ekor kambing untuk digemukkan, sebab keuntungan diterima setahun sekali. Perhitungannya adalah per seekor kambing akan didapatkan keuntungan Rp550.000,- jadi jika 100 ekor kambing keuntungannya berjumlah Rp55.000.000,-. Artinya dengan 100 ekor kambing perbulan dapat dihasilkan keuntungan Rp4.580.000,-(55jt : 12). Semakin banyak jumlah kambingnya maka semakin banyak keuntungan yang dihasilkan. Tentunya semakin banyak pula modal yang dibutuhkan. Penentuan jumlah kambing minimal 100 ekor diperhitungkan agar bisa didapat keuntungan Rp4.580.000,- per bulan supaya keuntungan tersebut dapat layak membiayai kebutuhan hidup yang semakin mahal. Sehingga bisa focus dalam usaha ini selama menunggu hari raya tahun berikutnya. Tapi perhitungan keuntungan Rp4,5juta per bulan tersebut hanya sebagai biaya untuk pemeliharaan kambing selanjutnya selama setahun kedepan. Kita bebas mengelola keuntungan sebesar Rp55jt per tahun tersebut selama menunggu hari raya kurban yang berikutnya. Untuk perincian perhitungan keuntungan, pengeluaran dan lain-lain akan dibahas berikutnya.
Menjual kotoran ternak kepada petani untuk dijadikan pupuk, kemudian hasil penjualan tadi dibelikan makanan konsentrat (gabah, limbah jagung, limbah pisang dan ampas tahu)
Membeli bibit kambing yang sapih (baru selesai menyusui) untuk dipelihara satu tahun sebulan sebelum panen dengan cara memberi uang muka (seperti cara pembelian pertama)

Modal yang dibutuhkan dan untuk apa saja modal tersebut
  • Biaya sewa tanah Rp10.000.000,-untuk sewa 10 tahun.
  • Biaya pembuatan 5 kandang Rp10.000.000,-.
  • Biaya pembelian 100 ekor kambing jantan berumur 10 bulan Rp40.000.000,-
  • Biaya pembuatan basecamp Rp5.000.000,-
  • Biaya pembuatan sumur bor Rp1.000.000,-
  • Biaya gaji 2 orang pekerja selama 4bulan kerja per orang per bulan Rp1.000.000,- total 2 orang selama 4 bulan Rp8.000.000,-
  • Total jumlah modal yang dikeluarkan : Rp74.000.000,-
  • Setelah lima bulan tepatnya pada saat penjualan Iedul Ad'ha pertama akan didapatkan hasil penjualan 100 ekor kambing sebesar Rp100.000.000,- dengan penjualan Rp1.000.000,- per kambing.
Keuntungan yang di dapat pada setiap tahunnya
Hasil penjualan 100 ekor kambing adalah Rp100.000.000,- dengan penjualan per ekor kambing Rp1.000.000,- dikurangi pengeluaran untuk usaha setahun berikutnya:
  • Pembelian 100 ekor kambing sapih (baru selesai menyusui) biasanya berumur 3 bulan @Rp200.000,- sama dengan Rp20.000.000,-
  • Gaji 2 orang pekerja selama satu tahun masing-masing Rp1.000.000,- per bulan sama dengan 2 jt kali 12 sama dengan Rp24.000.000,-
  • Uang jaga-jaga untuk kesehatan dan tambahan pakan Rp10.000.000,-(10% dari jumlah uang Rp100.000.000,-) .
  • Total pengeluaran selama setiap setahun berikut Rp45.000.000,-
  • Jadi keuntungan yang dihasilkan setiap tahun: Rp100.000.000,- dikurangi Rp45.000.000,- sama dengan Rp55.000.000,-
Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dari yang dihitung tadi usahakanlah agar kambing peliharaan menjadi sehat-sehat dan gemuk-gemuk agar dapat dijual dengan harga lebih mahal sehingga mendapat untung lebih banyak.

Pemasaran

Karena usaha ternak ini ditujukan untuk penjualan pada hari raya kurban, maka pemasarannya tidak terlalu sulit. Sebab ternak tersebut dibutuhkan oleh orang-orang yang mau mengadakan kurban. Jadi pasarnya sangat prospektif. Namun tetap diadakan penawaran pemasaran melalui famplet-famplet agar dikenal dan dapat bersaing, sebab pasti banyak juga yang melihat peluang ini dan menjadi pesaing. Kemudian buatlah iklan-iklan di website jauh hari sebelum Iedul Ad'ha tiba. Usahakan mengiklankan di website yang menyediakan iklan gratis seperti www.pengusahamuslim.com, untuk memperkecil biaya pengeluaran.

Penutup

Berusahalah agar perhitungan diatas dapat sesuai dicapai, namun jika ternyata kurang sesuai maka janganlah putus asa. Berusahalah memperbaiki diri agar mendapatkan hasil yang lebih dan lebih. Walaupun usaha ini adalah hasilnya musiman tapi harus focus agar dapat hasil maksimal. Tetaplah berfikiran untuk maju dengan ide-ide baru yang menguntungkan kemudian berdoa dan pasrah kepada Allah supaya mendapatkan rizki yang banyak dan berkah. Amin!

Wassalamualaikum